NMM. Tuapeijat – Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat, dimana BMM sangat digunakan dalam setiap kehidupan dan aktivitas bagi masyarakat, seperti penggunaan pada kendaraan, transportasi laut maupun kegiatan lainnya yang membutuhkan BBM.
Namun apa jadinya jika BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Tuapeijat langka dan tidak ada sama sekali, banyak aktivitas masyarakat tertunda akibat BBM tidak ada sehingga menjadi permasalahan cukup rumit ditengah masyarakat, seperti yang dialami M (40), warga Tuapeijat, mengatakan betapa sulitnya hidup jika BBM tidak ada sama sekali, ia menyebutkan di Tuapeijat BMM seperti pertalite sering kali habis, padahal pertalite sangat dibutuhkan oleh masyarakat, apalagi kendaraan dimana setiap hari selalu digunakan terutama saat mengantar anak berangkat ke sekolah dengan jarak rumah dan sekolah anaknya cukup jauh.
“Susahlah bang, BBM ini kan sudah menjadi kebutuhan pokok sebenarnya karena kan kita gunakan setiap saat seperti kebutuhan kendaraan bermotor. Saya setiap hari antar dan jemput anak sekolah menggunakan sepeda motor dan motor ini perlu minyak bensin pertalite, nah kondisi seperti ini BMM belum sampai tiga hari saja sudah habis, kalau sudah habis begini bagaimana motor jalan minyaknya tidak ada”, katanya kepada awak Media, pada Rabu (12/2/2025) saat antrian di SPBU.
Ia menyebutkan bahwa BBM di Mentawai khususnya di Tuapeijat memang terbatas, namun menurutnya jangan ada oknum-oknum yang menimbun atau memperjual belikan BMM secara ilegal sebab banyak masyarakat yang membutuhkan BMM.
“Kalau soal kuota sebenarnya kita tidak tahu berapa jumlahnya di Tuapeijat, apalagi di Mentawai, nah untuk itu menurut saya janganlah di timbun minyak ini apalagi di ambil dari SPBU banyak-banyak lalu dijual di mana-mana, ini yang membuat BMM kita cepat habis, apalagi di Tuapeijat ini sudah cukup banyak penduduk, ini kan pusat Pemerintahan, Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Mentawai, jadi marilah kita bijak, hargai juga masyarakat lain”, ujarnya.
Dirinya berharap Pemerintah dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kepulauan Mentawai maupun Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Provinsi Sumatera Barat untuk memberikan perhatian bagi masyarakat terutama di bidang BBM, menurutnya kuota BBM di Mentawai harus ditambah dan sesuai kebutuhan masyarakat, bila perlu ada penambahan kapal minyak baru sehingga layanan BBM selalu lancar di Mentawai.
“Saya berharap kuota BMM di Mentawai menjadi perhatian bagi Bapak – Bapak kita di Pemerintahan, di DPRD baik Kabupaten maupun DPD di Provinsi, jadwal kapal minyak saja di Mentawai hanya dua kali satu bulan, menurut saya kalau bisa seminggu sekali atau lebih sering lagi kapal minyak itu datang, ini kebutuhan kita, minyak BBM di Mentawai itu 20 ton tidak cukup, harusnya uda ribuan ton di Tuapeijat ini sekali masuk kapal BBM”, katanya dengan emosional.
BBM di SPBU cepat habis kata M (40) diyakini ada permainan di dalamnya sehingga terjadi kekurangan yang semestinya kuota di Tuapeijat juga banyak tapi karena adanya permainan, berakibat pada pasokan BBM jadi tidak maksimal, ia menyebutkan bahwa semua kalangan butuh BBM tapi gunakan sesuai keperluan dan tetap menghargai hak-hak orang lain juga sangat membutuhkan BMM.
Ia mengeluhkan juga para Nelayan tidak bisa melaut akibat BBM tidak ada dan ini berdampak juga dengan konsumsi ikan bagi masyarakat jadi kosong di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), tidak adanya BMM seluruh aktivitas masyarakat bisa terganggu bagi pengguna kendaraan, baik yang berangkat kerja ke kantor, sekolah, melaut, menyinso kayu serta aktivitas yang bergantung dengan BMM. (Str)