NMM | Tuapeijat – Siswa-siswai Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Sipora, Kabupaten Kepulauan Mentawai membuat kursi dari bahan dasar dari sampah plastik.
Seperti yang kita ketahui plastik merupakan produk industri yang banyak dimanfaatkan manusia sebagai produk dalam kehidupan sehari-hari. Umumnya, plastik digunakan sebagai pembungkus makanan, kemasan makanan dan minuman, dan peralatan rumah tangga. Plastik merupakan bahan yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sampah sendiri merupakan salah satu bentuk konsekuensi dari adanya aktivitas manusia dan volumenya berbanding lurus dengan jumlah penduduk. Apabila tidak ditangani secara efektif dan efisien, eksistensi sampah di alam tentu akan berbalik menghancurkan kehidupan manusia.
Adanya aktivitas manusia maka selalu menimbulkan sampah. Maka dalam hal ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja tetapi dari seluruh masyarakat dalam hal mengolah sampah agar tidak berdampak negatif bagi lingkungan sekitar.
Kepala Sekolah SMAN 2 Sipora, Kristin Filiana mengatakan kursi yang dibuat oleh siswa-siswi kelas XI SMAN 2 Sipora tersebut memang bagian dari kegiatan sekolah seperti Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang tergabung dari beberapa siswa-siswi yang memiliki inovasi dalam membuat kursi dari sampah plastik.

“Itu sebenarnya dibuat dari sampah-sampah seperti botol minuman dan kumpulan-kumpulan sampah lain yang di susun, lalu botol-botol itu diikat atau di plester kuat hingga membentuk sebuah lingkaran bulat, lalu kita beli sarungnya yang sesuai dan dipasang busa supaya lebih nyaman saat kita duduk nantinya, memang ini bagian dari kegiatan sekolah sih”, kata Kristin, saat ditemui di ruang kerjanya pada, Selasa (20/5/2025).
Kursi yang dibuat siswa-siswi SMAN 2 Sipora sebanyak 5 set, dalam 1 set terdiri dari 5 kursi dan 1 meja, sehingga total ada sekitar 25 buah kursi dan meja yang dibuat oleh siswa-siswi SMAN 2 Sipora dengan bermacam-macam bentuk warna.
Lebih lanjut Kristin menyebutkan kedepan pihak Sekolah akan berupaya untuk meningkatkan produksi kursi seperti sofa ini dalam jumlah lebih banyak untuk dijadikan sebagai wirausaha, sehingga masyarakat bisa membeli dan menikmati kursi hasil karya anak-anak Mentawai dengan harga 1 set mulai dari 1 – 1,5 juta.
“Kita punya rencana untuk ini, kita masukan ke bagian wirausaha, kita produksi dulu agak banyak jadi masyarakat Mentawai yang mau beli boleh, kita nanti kasih murah saja tidak perlu mahal, saya rasa satu juta sudah cukuplah nanti untuk dibagi sama anak-anak juga yang buat jadi itu rencana kita. Sekarang yang sudah ada itu lima set”, ujarnya.
Ia menjelaskan semua yang dibuat siswa-siswi SMAN 2 Sipora tersebut tak luput dari guru-guru yang mendampingi, sehingga terciptalah inovasi baru di SMAN 2 Sipora dan secara pribadi Kristin menyampaikan terima kasih banyak kepada guru-guru dan siswa-siswi yang sudah memberikan yang terbaik bagi SMAN 2 Sipora. (Str)