NESTS MEDIA | Tuapeijat – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia (BNPB RI), Letjen TNI Suharyanto menghadiri langsung Apel Kesiapsiagaan Bencana di Kabupaten Kepulauan Mentawai, pada Rabu, (5/9/2024) di Km. 4 depan Gereja Pniel, Sipora Utara.
Kehadiran Letjen TNI Suharyanto disambut hangat oleh Penjabat (Pj) Bupati Kepulauan Mentawai, Fernando Jongguran Simanjuntak. Dalam arahannya Fernando menyampaikan selamat datang dan terima kasih karena telah menyempatkan diri untuk hadir di Mentawai dalam rangkan Apel Kesiapsiagaan Bencana.
“Dalam rangka apel kesiapsiagaan bencana di Kepulauan Mentawai. pada kesempatan ini izinkan kami untuk melaporkan beberapa langkah kesiapsiagaan yang telah dan akan terus dilakukan dalam menghadapi potensi bencana gempa megathrust di wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai”, katanya.
Ia juga menyampaikan bawah Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi tinggi terhadap bencana gempa bumi dan tsunami wilayah kami berada pada zona megathrust sebuah zona rawan gempa bumi akibat pertempuran lempeng indo-australia dan lempeng eurasia.
Fernando menjelaskan bhwa berdasarkan hasil penelitian para ahli diperkirakan potensi gempa berkekuatan 8,9 skala Richter dapat terjadi di Barat Daya Pulau Siberut yang berpotensi menghasilkan tsunami setinggi 20 meter dengan waktu tiba kurang dari 7 menit di beberapa daerah pesisir.
“Kondisi ini menuntut kami untuk lebih waspada memperkuat ke siap siagaan setiap menit, setiap detik sangat berharga ketika bencana datang oleh karena itu penting bagi kami untuk membangun kapasitas masyarakat dalam menghadapi potensi gempa bumi dan Tsunami ini”, ujarnya.
Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki luas sekitar 6000 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar 95.000 jiwa yang tersebar di 10 Kecamatan dan 43 Desa dari total 43 Desa di Kepulauan Mentawai terdapat 24 desa yang terletak di pesisir pantai yang berpotensi terkena Tsunami dan 10 Desa berada langsung di wilayah landaan tsunami oleh karena itu kesiapsiagaan desa-desa tersebut sangat krusial kami mengajak seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga menghadapi bencana.
Untuk indeks resiko bencana di Kabupaten Kepulauan Mentawai pada tahun 2023 adalah 162,58 yang termasuk dalam kategori tinggi dengan indeks ketahanan daerah sebesar 0,41.
“Apel kesiapsiagaan bencana yang berjumlah lebih kurang 500 orang yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Tagana , OPD, toko agama, toko masyarakat dan siswa-siswi di Kepulauan Mentawai. Tempat ini merupakan salah satu tempat yang evakuasi yang berada pada ketinggian 65 meter di atas permukaan laut”, kata Fernando.
Di Desa Tuapeijat BPBD dan BMKG telah berkolaborasi dengan masyarakat melalui kampung siaga Bencana Sikerei dalam membangun kesiapsiagaan masyarakat “dengan bangga kami sampaikan bahwa desa tuapeijat telah memenuhi 12 indikator tsunami ready community yang diverifikasi secara internasional indikator-indikator ini meliputi berbagai aspek termasuk penguatan infrastruktur serta peningkatan kapasitas SDM jalur evakuasi telah dibangun dan sosialisasi serta simulasi terus dilaksanakan agar masyarakat semakin tangkap terhadap potensi bencana”, lanjutnya.
Sementara Kepala BNPB RI, Letjen TNI Suharyanto mengatakan bahwa Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan daerah pariwisata yang cukup bagus dan indah, bsik lsut msupun slsmnya, namun di sisi lain berdasarkan pengalaman sejarah Kabupaten Kepulauan Mentawai salah satu yang diprediksi bisa terjadi gempa bumi bahkan tsunami bahkan skalanya sampai megathrust.
“nah isu megathrust ini memang akhir-akhir ini muncul lebih sering atau lebih meningkat frekuensinya dibandingkan sebelumnya, dalam kesempatan ini saya kepala BNPB dan seluruh penggiat penanggulangan bencana ingin menyampaikan kepada seluruh masyarakat Kepulauan Mentawai bahwa isu megathrust itu bukan hanya kali ini saja jadi sampai sekarang tidak ada ilmu pengetahuan apapun Baik itu dari negara-negara maju , ilmuwan dari manapun yang bisa memprediksi kapan atau di mana terjadi gempa bumi dan tsunami dalam skala megathrust”, katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa kegiatan saat ini sebagai pemicu agar pemerintah TNI Polri baik tingkat provinsi maupun kabupaten kota di seluruh Sumatera Barat terus melaksanakan kegiatan-kegiatan mengingat bahwa provinsi Sumatera Barat rawan Bencana.
“selanjutnya ingin kami menyampaikan juga bahwa kegiatan ini juga bertepatan dengan 20 tahun peringatan gempa bumi tsunami Aceh kita ingat tanggal 26 Desember 2004, 20 tahun yang lalu terjadi gempa bumi dan tsunami di Aceh yang luar biasa itu yang betul-betul megathrust karena di atas 9 skala Richter hampir 200.000 orang yang menjadi korban”, ujar Suharyanto. (Tim Liputan)
Ediotr: Silvester